Friday, 16 December 2011

Model Kawasan Pantai Secara Terpadu Di Taka Bonerate

BAB I

PENDAHULUAN


I.1.    Latar belakang

Kawasan Taka Bonerate yang merupakan salah satu taman laut di Indonesia terletak dalam lingkup wilayah Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.  Daerah mempunyai luas 220.000 ha dengan tingkat keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.  Pada kawasan ini juga terdapat  spesies-spesies organisme yang langka dan hanya ditemukan pada daerah ini.

Seperti halnya taman laut Indonesia lainnya, dikawasan ini sudah ditentukan zone/bagian pantai, seperti zone inti, penyangga dan pemanfaatan.  Namun demikian pada kenyataanya masih terdapat banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi, terbukti dengan rusaknya  beberapa terumbu karang pada kawasan ini.

Berangkat dari hal tersebut diatas,  maka perlu dilakukan model daerah perlindungan berbasis masyarakat pada kawasan ini.  Adaptasi global kedalam konteks pengembangan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan kelautan Indonesia telah diusulkan oleh Dahuri et. all (1996).  Keberhasilan pengelolaan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat di Filipina  (White, 1989; Calumpong, 1993) merupakan salah satu contoh model yang telah dicoba/diadaptasi di Sulawesi Utara (J. J. Tulungen et. All; 1998) pada studi kasus Daerah Perlindungan Laut (DPL) Blongko.

Penelitian ini mencoba untuk mengamati kemungkinan pengadaptasian model pengelolaan daerah perlindungan laut secara terpadu berbasis masayarakat berdasarkan yang telah dicoba dipulau Avo, Filipina dan Blongko, Sulawesi Utara.

I.2.  Tujuan dan Sasaran

I.2.1. Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini secara umum adalah untuk mengamati kemungkinan dari implementasi integrated coastal management (ICM) melalui beberapa percobaan dan simulasi dengan melibatkan partisipatif penuh dari masyarakat. 

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model-model partisifatif dan pengelolaan berbasis masyarakat terbaik yang dapat memperbaiki dan mempertahankan kondisi wilayah pesisir serta memperbaiki kualitas hidup masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada sumberdaya pesisir di kawasan Taka Bonerate.

I.2.2. Sasaran
Sasaran dari studi kemungkinan penerapan sistem kawasan terpadu adalah :
·         Menyusun data dan informasi menyangkut pemanfaatan kawasan Taman Laut Taka Bonerate.
·         Menyusun profil pengelolaan daerah perlindungan laut Taka Bonerate.
·         Menyusun rencana pengelolaan daerah perlindungan laut Taka Bonerate.
·         Terjaganya sumberdaya wilayah pesisir kawasan Taman Laut Taka Bonerate secara berkelanjutan (suistanability).


BAB II

RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN KEGIATAN


II.1  Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan ini adalah menyusun rencana pengelolaan (management plan) pada Daerah Perlindungan Laut Taka Bonerate, berdasarkan partisipasi dari masyarakat (bottom up).

II.2.   Pelaksanaan Kegiatan

Jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan selama penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.   Pengenalan dan sosialiasi kepada masyarakat
2.   Pelatihan, pendidikan dan pengembangan masyarakat
3.   Pertemuan-pertemuan konsultasi masyarakat dan pembuatan aturan daerah perlindungan
4.   Keputusan desa/masyarakat
5.   Pelaksanaan
6.   Monitoring dan Evaluasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 

III.1. Metode Penelitian

Melakukan kegiatan langsung dilapangan dengan mencoba menerapkan/mengadopsi model pengelolaan daerah perlindungan laut yang berbasis masyarakat (Studi kasus P. Avo Filipina dan Blongko, Sulawesi Utara) dengan menempuh beberapa tahap/langkah praktis seperti yang disebutkan pada jenis kegiatan diatas.

 III.2.  Kegiatan

Kegiatan yang akan dilakukan pada setiap tahap :
1.  Pengenalan Masyarakat
Ø  Mengidentifikasi Isue pengelolaan wilayah pesisir Taka bonerate bersama dengan masyarakat
Ø  Mengkoordinasikan pertemuan dan konsultasi masyarakat untuk menyatukan ide pengelolaan (pertemuan formal dan informal).
Ø  Mengadakan assesment secara partisipatif (PRA) menyangkut sejarah, kondisi dan issue-isue pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir Taka Bonerate
2.  Pelatihan, pendidikan dan pengembangan masyarakat
Melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan seperti ; penyuluhan ekosistem terumbu karang, konsep daerah perlindungan, pelatihan pemetaan dan pengawasan terumbu karang secara partisipatif (manta tow  training), penyuluhan dan pendidikan umum menyangkut terumbu karang dan konsep daerah perlindungan laut, hukum lingkungan laut dan pesisir, habitat dan ekosistem wilayah pesisir, pelatihan pengorganisasian, pelatihan kelompok (core group) mengenai pengelolaan pesisir.
3.     Pertemuan-pertemuan konsultasi masyarakat dan pembuatan aturan daerah perlindungan
Ø  Pembuatan draf isi aturan daerah perlindungan
Ø  Diskusi dan pertemuan (formal dan informal) masyarakat dilakukan
Ø  Isi aturan daerah perlindungan diperbaiki dan draf final diselesaikan
4.     Keputusan Desa/masyarakat
Ø  Musyawarah desa dalam kesepakatan aturan daerah perlindungan
Ø  Penandatanganan surat keputusan tentang aturan daerah perlindungan oleh aparat pemerintah.
5.     Pelaksanaan
Ø  Pembentukan tim pengelola daerah perlindungan laut
Ø  Pertemuan-pertemuan kelompok pengelola
Ø  Monitoring terumbu karang dan biota laut
Ø  Penegakan hukum dilaksanakan
Ø  Sanksi diberikan bagi pelanggar aturan
Ø  Penyuluhan dan pendidikan umum diteruskan
Ø  Rencana pengelolaan dikembangkan
Ø  Penyuluhan dan pendidikan diteruskan
Ø  Papan informasi didirikan dan tanda batas dipasang dan dijaga



BAB IV
PENUTUP
Studi tentang Kemungkinan Penerapan Model Kawasan Pantai Secara Terpadu  di Taka Bonerate, diharapkan dapat berjalan lancar sesuai dengan jadwal dan waktu yang ditentukan. Partisipasi aktif dari masyarakat pengguna kawasan Taka Bonerate baik secara langsung maupun tidak sangat diharapkan guna menciptakan model standar pemanfaatan kawasan tersebut. Dukungan dari berbagai pihak sangat diharapkan pula, agar mendapatkan hasil optimal, dan pada bagian ini diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak donatur yang akan membiayai kegiatan penelitian ini.
Hasil dari kegiatan penelitian ini, diharapkan menjadi rujukan dalam menyusun konsep pelestarian dan pengembangan taman laut nasional Taka Bonerate pada khususnya, serta konsep pembangunan nasional kawasan pesisir yang berkesinambungan.
 DAFTAR PUSTAKA

Calumpong H.  1993.  The Role of Academic in Community Based Coastal Resources Management : The Case of Apo Island.  In Lenore P. C., Our Sea Our Life.  Proceeding of  The Seminar Workshop On Community.  Based Coastal Reseources Management.  Voluntary Services Overseas, New Manila, Quezon city, Philippines.

Dahury, R., J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 1996.  Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, P.T.  Pradnya Paramita, Jakarta.

Tulungen, J.J. G. Pua, F, dan Crawford. B. 1998.  Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir : Kasus Sulawesi Utara.  Makalah. 
         

No comments :