BAB I
PENDAHULUAN
Perikanan menyediakan sumber penting bagi pemenuhan sumber
makanan, pendapatan, pekerjaan dan rekreasi. Jutaan manusia bergantung
kepada perikanan sebagai mata pencaharian, sehingga perlu keterlibatan semua
stakeholder untuk mengelola perikanan dunia guna menjamin kecukupan ikan
untuk generasi mendatang
Seiring dengan meningkatnya jumlah populasi, konsumsi ikan
pun dari tahun ke tahunpun semakin meningkat. Ditambah lagi tahun tahun
terakhir ini, ekspor ikan Indonesia ke luar negeri juga berjalan lancar dengan
grafik meningkat. Tak pelak lagi dunia usaha perikanan di negara kita
menjanjikan masa depan yang cerah bagi para pengusaha.Beberapa jenis ikan
seperti ikan mas, lele dumbo, jenis – jenis ikan hias, udang, dan tuna menjadi
primadona perikanan. Untuk mendapatkannya, sebagian jenis ikan diperoleh dari
hasil budidaya, baik secara intensif maupun non-intensif, sedangkan jenis yang
lainnya diperoleh dari hasil tangkapan dari alam. Banyak orang mulai melirik
dunia bisnis perikanan, akan tetapi tidak sedikit takut akan resiko kegagalan
ditambah dengan minimnya pengetahuan bisnis tentang perikanan dan kemudian
banyak yang ragu untuk terjun ke bisnis ini
Manajemen perikanan merupakan tantangan sekaligus kewajiban
mengingat secara alamiah Indonesia sebagai negara kepulauan dikaruniai potensi
sumber daya perikanan yang cukup. Manajemen dimaksud mencakup manajemen
komponen biofisik ekosistem dan manajemen kegiatan perikanan. Manajemen dapat
berupa jumlah dan ukuran ikan yang ditangkap serta waktu melakukan
penangkapan. Beberapa pendekatan yang dilaksanakan antara lain penutupan daerah
atau musim penangkapan, pemberlakuan kuota penangkapan, pembatasan jumlah kapal
dan alat perikanan tangkap.
Secara umum opsi tindakan manajemen merupakan aturan-aturan
yang bersifat teknis, bersifat pengendalian upaya penangkapan, bersifat
pengendalian hasil tangkapan, pengendalian ekosistem dan pendekatan manajemen
basis hak. Opsi dan kombinasi opsi dari hal tersebut disesuaikan dengan kondisi
perikanan dan kepentingan pemangku kepentingan.
Sejalan dengan semua ini lingkungan bisnis pun berubah
begitu cepat, perkembangan teknologi informasi memungkinkan kita berkomunikasi
yang cenderung berbeda dengan masa lampau. Adanya globalisasi memaksa kita
mengubah bentuk pola pikir menjadi fleksibel, ramping dan tanggap terhadap
perubahan lingkungan. Persaingan bisnis yang semakin tajam mengharuskan kita
mempunyai konsep organisasi belajar. Menurut Ki Hajar Dewantoro, jika
organisasi ingin berkembang maju maka semua anggota organisasi harus mempunyai
3 N, yaitu Niteni, Niroake dan Nambahi. Kemempuan niteni adalah
kemampuan untuk menemukan hal-hal yang paling penting dan mengutamakan hal yang
paling penting tersebut. Dalam manajemen modernhal tersebut dikenal sebagai Information
scanning, termasuk technological information. Niroke adalah kemampuan untuk
menemukan hal yang terbaik untuk ditiru, dalam manajemen modern dikenal sebagai
benchmarking. Nambahi adalah kemampuan untuk selalu melakukan tambahan agar
organisasi tidak berada dibelakang, tidak terjebak dalam flying geese formation
tetapi menjadi organisasi yang unggul di depan. Untuk itu sangat dibutuhkan
manajemen yang mempunyai filosofi Total Quality Management, yaitu filosofi
bahwa seluruh anggota dalam suatu perusahaan ataupun organisasi berusaha
menerapkan semua konsep manajemen yang mengarah pada perbaikan terus menerus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian teori
2.1.1Pengertian dan fungsi manajemen
Secara umum , manajemen adalah sebuah proses
yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan melalui rangkaian kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia
dan juga sumber daya alam. Dalam melakukan kehidupan sehari hari kita sebenarnya
tidak akan pernah lepas dari suatu manajemen, baik itu dunia pekerjaan,
pendidikan, kesehatan, penelitian dan lain lain. Sebaik apapun potensi yang
kita miliki tetapi jika tidak di ikuti oleh manajemen yang baik maka hasilnya
kurang baik, sebaliknya jika potensi kita biasa biasa saja tetapi jika di atur
oleh manajemen yang baik maka hasilnya akan lebih baik.
Demikian pula dalam dunia
tata kelola bisnis perikanan, manajemen diperlukan agar bisnis dapat berjalan
lancar dan mendapatkan hasil yang diharapkan tentunya. Pada manajemen itu
sendiri terdapat beberapa fungsi sebagai bagian dari proses manajemen. Fungsi
fungsi itu antara lain sebagai berikut.
·
Perencanaan (planning)
Perencanaan ini berfungsi
sebagai tindakan untuk menentukan sasaran dan arah yang akan dituju. Di dalam
perencanaan ini dituntut adanya kemampuan untuk meramalkan, mewujudkan, dan
melihat ke depan dengan dilandasi dengan penuh perhitungan dan kecermatan yang
akurat. Menurut stoner dibagi menjadi 4 tahap yaitu, menetapkan
serangkaian tujuan, merumuskan keadaan sekarang, identifikasi segala kemudahan
dan hambatan, mengembangkan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
·
Pengorganisasian
(organization)
Pengorganisasian ini
merupakan suatu tindakan membagi-bagi bidang pekerjaan antara kelompok yang ada
serta menetapkan dan merinci hubungan hubungan yang diperlukan. Ernest Dale menguraikan
pengorganisasian sebagai suatu proses multi langkah, yaitu: pemerincian
pekerjaan, pembagian pekerjaan, pemisahan pekerjaan (pendepartemenan),
koordinasi pekerjaan, monitoring dan reorganisasi
·
Pergerakan (actuating)
Pergerakan merupakan suatu
tindakan untuk memotivasi anggota anggota kelompok agar melaksanakan tugas
tugas yang telah dibebankan dengan baik dan penuh dengan tanggung jawab
·
Pengawasan (controlling)
Fungsi ini merupakan
tindakan untuk mengawasi atau mengontrol segala aktifitas agar dapat berjalan
sesuai dengan rencana rencana yang telah ditetapkan
2.1.2Aspek-aspek yang perlu
manajemen
Terdapat tiga aspek utama
yang sangat penting diketahui dan dipahami dalam dunia bisnis apapun, termasuk
juga bisnis perikanan yaitu :
·
Aspek produksi
Manajemen produksi mencakup
perencanaan produksi dan pengendalian proses produksi. Di dalamnya terdapat
juga pengambilan keputusan dalam bidang persiapan dan proses produksi jangka
pendek, menengah, atau jangka panjang. Dengan demikian diharapkan bahwa
pengusaha dapat berproduksi secara lebih efektif dan efisien.
·
Aspek pemasaran
Manajemen pemasaran
mencakup kegiatan untuk mendistribusikan hasil produksi ke tangan konsumen.
Kegiatan tersebut seperti menentukan kelompok masyarakat yang menjadi sasaran
pemasaran, melihat ada tidaknya persaingan, dan menentukan strategi pemasaran
yang harus dijalankan.
·
Aspek keuangan
Manajemen keuangan meliputi
kegiatan mengelola keuangan dalam suatu usaha. Di dalamnya sudah termasuk pula
cara mendapatkan dan mengalokasikan dana untuk suatu rangkaian usaha atau
bisnis
2.2 Studi Empiris
Di banyak wilayah Asia Tenggara, keadaan
sumber-sumber daya yang dapat diperbaharui, termasuk penangkapan ikan dan
budidaya ikan, tetapi hal ini mengalami kemunduran karena kekurangan
pengelolaan dan pengendalian dalam pemanfaatannya. Sebernarnya
tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ada krisis kebijaksanaan perikanan yang
sangat memprihatinkan. Sifat bebas ikut serta dari kebanyakan perikanan, semuanya
mengabadikan kemiskinan dalam masyarakat masyarakat nelayan. Karena
persaingan, baik didalam sektor perikanan kecil maupun antara sektor kecil
dengan sektor perikanan besar
Pemanfaatan berlebih pada sumber daya yang
terbatas, pengoperasian alat tangkap yang merusak, konflik dan sistem regulasi
yang tidak memadai merupakan kontributor dalam menunjang kerusakan sumber daya
perikanan. Manajemen perikanan tangkap saat ini tidak
cukup hanya dengan mempertimbangkan spesies target atau populasi yang
berkelanjutan, namun pemanfaatan sumber daya hayati yang berkelanjutan dapat
dicapai jika dampak ekosistem terhadap sumber daya hayati dan dampak perikanan
terhadap ekosistem dapat diidentifikasi secara jelas. Dengan kata lain, hal ini
disebut sebagai pendekatan ekosistem terhadap manajemen perikanan tangkap Ecosystem
Approach to fisheries atau juga yang biasa disingkat dengan EAF.
Manajemen perikanan
merupakan proses yang mempunyai cakupan kompleks yang bermuara pada pencapaian
manfaat optimal sumber daya yang berkelanjutan, dan sangat beralasan jika
manajemen perikanan juga berorientasi pada ekosistem.Salah satu hal yang perlu
dipertimbangkan dalam manajemen perikanan adalah efek ekosistem akibat kegiatan
penangkapan maupun budidaya ikan. Hal ini terkait aspek pengaturan dalam
konteks manajemen perikanan, serta sebagai prinsip kehati-hatian dan
dampak sosial-ekonomi dalam perspektif prinsip manajemen perikanan.
Pengembangan alat tangkap tidak difokuskan hanya pada efisiensi penangkapan dan
pembudidayaan, namun mempertimbangkan efek ekosistem dan kriteria
alat tangkap dan pembudidayaan yang selektif, efektif, dan orientasi kualitas.
Pengendalian perikanan
tangkap dan pembudidayaan masih diabaikan sehingga pada daerah dengan tren
hasil tangkapan rata atau menurun, dibarengi dengan hasil tangkapan per nelayan
dan ukuran ikan yang menurun pula. Selain itu juga menurunnya quantitas tambak
akibat kurangnya pengelolaan dan pengeahuan yang cukup sehingga menyebabkan
lahan tambak untuk budidaya ikan tersebut menjadi tandus.
Manajemen menentukan
keefektifan dan efisiensi kegiatan kegiatan organisasi. Menurut Peter Drucker,
efisiensi ditekankan pada melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right)
sedangkan efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right
things)
Efektif mengacu pada
pencapaian tujuan sedangkan efisien mengacu pada sumber daya minimum untuk
menghailkan keluaran (output) yang telah ditentukan. Bagi manajemen diutamakan
efektif dahulu baru efisien. Jadi, organisasi termasuk juga dunia perikanan
membutuhkan manajemen terutama untuk tiga hal yang terpenting, yaitu :
1.
Pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien
2.
Menyeimbangkan
tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menentukan sekala prioritas
BAB III
PEMBAHASAN
Secara garis besar dunia
perikanan dibagi menjadi dua kelompok yaitu perikanan budidaya dan perikanan
tangkap, dan mempunyai keunikan tersendiri dalam manajemen perikanan itu
sendiri. Di bawah ini ada sedikit pembahasan mengenai peran manajemen dalam
pengembangan usaha perikanan.
3.1Manajemen
Perikanan Budidaya
3.1.1Aspek Produksi Perikanan
Bisnis perikanan yang cukup kompleks sifatnya memerlukan
pemikiran yang cermat agar terhindar dari resiko yang tidak diharapkan. Aspek
produksi ini mencakup hal-hal mengenai persiapan dan proses produksi
·
Persiapan Produksi
hal hal yang harus menjadi perhatian dalam persiapan
produksi perikanan meliputi:
-Perencanaan produk, jenis ikan apa yang
hendak diproduksi? Apakah mempunyai pasaran yang baik? Apakah sesuai dengan
lahan yang tersedia? Pertanyaan pertanyaan seperti ini perlu dipikirkan dalam
mengambil keputusan.
-Perencanaan lokasi usaha, lokasi yang tepat
akan mempunyai pengaruh positif bagi kelangsungan usaha.oleh karena itu, dalam
penentuan lokasi juga di pertimbangkan hal hal yang berdampak positif ataupun
negatif dan faktor faktor yang berpengaruh (aspek teknis ekonomis, aspek iklim,
aspek agronomis)
-Perencanaan standar produksi, pengusaha yang
berpikir maju tidak hanya sekedar mementingkan jumlah produksi saja, tetapi
juga mengutamakan kualitas produksinya, hal ini sangat berperan dalam
menentukan segmen pasar
-Pengadaan tenaga kerja, bisnis perikanan
mencakup beberapa bidang pekerjaan, secara mudahmya dibagi menjadi bidang budi
daya dan manajemen (administrasi). Kedua bidang ini terdiri dari bermacam macam
pekerjaann dari yang sederhana sampai yang rumit. Banyak sedikitnya jumlah
pekerja dan tinggi rendahnya suatu upah harus disesuaikan dengan kemampuan dan
tanggung jawab yang diemban.
·
Budidaya perikanan
Tujuan budi daya perikanan yaitu untuk mendapatkan
produksi perikanan yang lebih baik atau lebih banyak dibandingkan dengan hasil
dari ikan yang hidup di alam secara liar. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam budidaya perikanan antara lain:
-Penyediaan benih, benih yang baik dan berkualitas
unggul sangat penting untuk memperoleh produksi yang tinggi
-Pembuatan tempat pemeliharaan, luas tempat yang
disediakanuntuk pembudidayaan harus sesuai dengan jumlah populasi yang ditebar,
tidak kalah penting yang harus dilakukan adalah untuk memahami karakteristik
dan tingkah laku ikan
-Pengairan, tanpa sistem pengairan yang baik tidak
mungkin usaha perikanan bisa berhasil. Oleh karena itu kebersihan air dan debit
yang cukup, penting demi kelancaran pemeliharaan. Pintu saluran air perlu
selalu diperiksa untuk mengatur pengeluaran dan pemasukan air
-Pakan dan Pemupukan, peranan pakan sangat penting
untuk meningkatkan produksi. Kandungan gizi pakan lebih berperan
dibandingkan dengan jumlah yang deberikan. Usahakan memberi pakan sesuai dengan
kebutuhan, jangan kebanyakan atau kekurangan. Baru baru ini banyak di galakkan
menggunakan pakan alami, karena ramah lingkungan
-Pengendalian hama dan penyakit, untuk membasmi
hama yang hidup di air, dapat digunakan bahan beracun organik, seperti tepung
biji teh yang mengandung racun saponin, akar tuba yang mengandung racun
rotenon, atau tembakau yang mengandung racun nikotin. Hal yang penting untuk
pengendalian hama dan penyakit ini yaitu perawatan dan pemeliharaan kesehatan
air serta kebersihan lingkungan disekitar kolam.
·
Pascapanen
Produksi ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Terkadang
sangat melimpah, sedangkan pada suatu saat sangat rendah. Oleh karena itu untuk
menjaga keseimbangan dan mencegah proses pembusukan perlu dikembangkan dengan
berbagai cara pengawetan. Dalam hal ini mencakup:
- Penanganan ikan hidup, dalam penanganan ikan
hidup ini yang terpenting yaitu cara mengusahakan agar ikan ikan tersebut
sampai ke tangan konsumen masih dalam keadaan hidup, segar dan sehat. Hal hal
yang harus diperhatikan antara lain adalah: kebutuhan oksigen, alat dan
transportasi untuk mengangkut ikan, waktu pengangkutan, jumlah ikan dalam alat
pengangkutan jangan terlalu padat
- Penanganan ikan segar, atau istilah lainnya
adalah handling, merupakan salah satu bagian penting dalam mata rantai industri
perikanan. Baik buruknya ikan segar akan mempengaruhi mutu ikan sebagai bahan
makanan atau sebagai bahan mentah untuk proses pengolahan lebih lanjut.
- Pengawetan, dasar pengawetan ikan adalah untuk
mempertahankan ikan selama mungkin dengan menghambat atau menghentikan proses
pembusukan, baik dengan cara tradisional (pengeringan, pengasapan, penggaraman,
fermentasi), cara modern (pendinginan, pembekuan, pengalengan ikan, tepung
ikan)
- Packing, dilakukan terutama untuk konsumsi ikan
segar, cara packing harus disesuaikan dengan jarak lokasi usaha ke konsumen.
Yang terpengting yaitu mempertahankan keawetan ikan segar sampai ke konsumen
agar harganya tidak turun.
3.1.2 Aspek pemasaran
Pasar sangat penting untuk kelangsungan produksi. Bila
kemampuan pasar untuk menyerap produksi sangat tinggi maka tidak menjadi
masalah. Dengan harga jual yang pas telah dapat menghasilkan keuntungan.
Sebaliknya, nbila pasar tidak menyediakan kemungkinan menyerap produk, mau
tidak mau usaha yang dirintis mengalami kerugian. Apabila manajemen produksi
telah berjalan maka keberhasilan pengusaha perikanan ditentukan oleh
kemampuannya dalam menganalisis dan mengantisipasi pasar.
Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh seorang
manajer atau pengusaha perikanan sebelum melangkah ke aspek pemasaran ini. Hal
tersebut yaitu:
·
Sasaran pemasaran, berkaitan
dengan pemilihan jenis ikan yang akan diproduksi. Siapa konsumen yang ingin
dituju? Berapa besar kira kira permintaannya? Semua itu tergantung pada keadaan
sosial konsumen dan daya belinya.
·
Persaingan, merupakan
suatu hal yang wajar dlama bidang usaha, apalagi dibidang usaha perikanan
karena pada umumnya bidang ini tidak mengenal monopoli. Jadi, semua produksi
perikanan bersaing bebas di pasaran. Oleh karena itu, usah untuk menghadapi dan
mengatasi persaingan harus dilakukan dengan manajemen yang baik, agar produk
laku di pasaran
·
Strategi pemasaran, suatu
tindakan penyesuaian sebagai reaksi terhadap situasi pasar dengan berdasarkan
pertimbangan yang matang. Tindakan tindakan yang di ambil itu merupakan
pendekatan terhada berbagai faktor.
3.1.3Aspek Permodalan
-Pentingnya manajemen permodalan, Setiap orang
atau suatu perusahaan yang bergerak dalam suatu bisnis, tak terkecuali bisnis
di bidang perikanan, tentu mengharapkan laba atau keuntungan yang sesuai, tak
seorangpun berniat merugi. Kerugian berarti kehilangan sebagian modal atau
tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk kelangsungan bisnis itu.
Sedangkan keuntungan berarti memperoleh kelebihan hasil dari modal yang telah
ditanamkan (investasi), maka dari itu sangat diperlukan manajemen yang baik
agar investasi terus meningkat.Persoalan modal dan keuangan merupakan aspek
penting dalam kegiatan suatu bisnis. Tanpa memiliki modal, suatu usaha tidak
akan dapat berjalan, walaupun syarat syarat lain untuk mendirikan suatu bisnis
sudah dimiliki.
-Cara mendapatkan modal, Hal yang lumrah
dalam bidang usaha bila seseorang mencari bantuan permodalan untuk memulai
usaha atau meiningkatkan usaha. Salah satu lembaga yang dapat memberikan
bantuan keuangan adalah bank, bantuan tersebut dalam bentuk kredit. Kita harus
cermat memilih dan menentukan besaran pinjaman yang dibutuhkan secara
realistis, agar tidak menjadi boomerang bagi kita. Hal ini dikarenakan jika
pendapatan kita tidak lebih kecil daripada kewajiban untuk melunasi ke pihak
bank. Alternatif lain selain meminjam kredit ke bank adalah kerjasama dengan
pihak lain yang berminat dalam bisnis perikanan dengan prjanjian yang telah disepakati
bersama. Atau juga dengan kerjasama dengan pihak asing ( joint venture)
biasanya dengan skala skala besar.
3.2
Manajemen Perikanan Tangkap
Tindakan manajemen
perikanan tangkap adalah mekanisme untuk mengatur, mengendalikan dan
mempertahankan kondisi sumber daya ikan pada tingkat tertentu yang
diinginkan. Pengendalian perikanan tangkap dilakukan dengan aturan yang
bersifat teknis, bersifat manajemen upaya penangkapan dan manajemen hasil
tangkapan dan pengendalian ekosistem.
Pengaturan bersifat teknis
mencakup pengaturan alat tangkap dan pembatasan daerah maupun musim perikanan
tangkap. Pembatasan alat tangkap lebih pada spesifikasi untuk menangkap
ikan spesies tertentu atau meloloskan ikan bukan tujuan tangkap serta efek
terhadap ekosistem. Guna melindungi komponen stok ikan diberlakukan pembatasan
daerah dan musim perikanan tangkap sekaligus dibentuk fisheries refugia maupun
daerah perlindungan laut bagi jenis ikan yang kehidupannya relatif menetap.
Manajemen upaya penangkapan
umumnya dilakukan dengan pembatasan jumlah dan ukuran kapal, jumlah
waktu penangkapan atau upaya penangkapan. Pengendalian ini lebih mudah dan
lebih murah dari sisi pemantauan dan penegakan aturan dibandingkan pengendalian
hasil tangkapan. Namun penentuan jumlah upaya masing-masing unit
penangkapan merupakan hambatan dalam memakai aturan pengendalian ini.
Manajemen hasil tangkapan
untuk membatasi jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan bagi suatu area dalam
waktu tertentu dan selanjutnya menjadi pembatasan jumlah hasil tangkapan setiap
unit penangkapan. Hasil tangkapan yang diperbolehkan berdasarkan jenis
spesies tertentu menjadi kendala dalam perikanan multispesies seperti di
Indonesia. Era baru sektor perikanan dalam konteks pembangunan yang
berkelanjutan adalah diadosinya Code Of Conduct For Responsible Fisheries
(CCRF). Perikanan yang berkelanjutan bukan ditujukan semata hanya pada
kelestarian perikanan dan ekonomi namun pada keberlanjutan komunitas perikanan
yang ditunjang oleh keberlanjutan institusi. Disini diperlukan pendekatan
manajemen yang inovatif dan alternatif untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan demikian, beberapa hal perlu ditingkatan sesuai dengan kaidah perikanan berkelanjutan sebagai berikut:
Dengan demikian, beberapa hal perlu ditingkatan sesuai dengan kaidah perikanan berkelanjutan sebagai berikut:
·
Paradima limited access harus ditingkatkan;
·
Implementasi log-book penangkapan harus dibarengi dengan peraturan
yang berkaitan dengan kerahasiaan;
·
Perbaikan sistem statistik perikanan;
·
Meningkatkan kemampuan diplomasi internasional;
·
Penyusunan rencana manajemen perikanan diterapkan di setiap upaya
manajemen perikanan;
·
Partisipasi pemangku kepentingan diperlukan dalam penyusunan
rencana manajemen perikanan;
·
Meningkatkan efektifitas peradilan perikanan; dan
·
Meningkatkan peran sebagai
negara pelabuhan (port state) dan negara bendera (flag state).
Manajemen perikanan menjamin kegiatan
penangkapan ikan dan pengolahan dilaksanakan sesuai dengan kaidah untuk
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, mengurangi limbah, dan menjaga
mutu ikan hasil tangkap. Nelayan wajib mencatat kegiatan operasi
penangkapan mereka dan pemerintah juga perlu menetapkan prosedur
penegakan hukum. Negara perlu menggunakan informasi sains terbaik yang tersedia
dalam menyiapkan kebijakan serta mempertimbangkan kegiatan penangkapan ikan tradisional.
Jika informasi yang tersedia terbatas, negara perlu bertindak sangat hati-hati
dalam menetapkan batasan perikanan tangkap.
BAB
IV
Kesimpulan
Dalam melakukan suatu
uasaha apapun dibutuhkan manajemen termasuk juga dalam menggeluti dunia bisnis
perikanan ini. Ilmu manajemen sangatlah vital dibutuhkan untuk mengatur segala
sesuatu dari awal hingga akhir. Jika tanpa adanya manajemen yang baik sangatlah
mustahil dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam usaha tersebut
Dengan manajemen yang baik dapat mengubah
suatu yang buruk menjadi lebih baik, sedangkan suatu yang baik tetapi tidak
menerapkan manajemen yang baik maka akan memperoleh hasil yang buruk. Bagaimana
jika sesuatu yang baik dikelola dengan baik pula pasti hasilnya akan luar
biasa.
Implementasi manajemen perikanan
budidaya maupun tangkap harus dibarengi dengan dukungan regulasi, sosialisasi
aturan dan aksi.. Tentu saja semua ini perlu kontribusi semua pihak dalam suatu
kerangka yang jelas. Berbagai pendekatan direncanakan dan diimplementasikan
terhadap manajemen perikanan berkaitan dengan prioritas dan kondisi lokal
maupun regional. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah manajemen kegiatan
manusia sebagai kunci sukses manajemen perikanan. Di sisi lain, terdapat
beberapa hal berperan sebagai faktor ketidakpastian seperti ketidakpastian
aspek biologi, kelestarian dan sosial-ekonomi, dan keterlibatan pelaku
kepentingan dalam manajemen. Kendala ini sebagaimana umumnya dalam
manajemen, mendorong untuk dilakukannya risk assessment terhadap kondisi
ketidakpastian tersebut sebagai bagian operasional manajemen perikanan.
Daftar
Pustaka
Rahardi,F dkk,Agribisnis perikanan, Jakarta:
Penebar Swadaya,1993.
Sabardi,Agus, Pengantar Manajemen,
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi
Manajemen
Perusahaan YKPN,1997.
Hannesson,Rognvaldur, Ekonomi Perikanan,
Bergen: Universitas Indonesia Press, 1988.
FAO (Food and Agriculture Organization), Fisheries Management,
Rome: United Nations, 2003.
Marahudin,Firial dan Smith, Ekonomi Perikanan ( Dari Teori Ekonomi
ke Pengelolaan Perikanan), Jakarta: Gramedia,1986.
No comments :
Post a Comment