Thursday, 2 June 2011

Terumbu Karang


Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama, disamping hutan mangrove dan padang lamu. Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
Terumbu karang adalah ekosistem yang unik diantara ekosistem yang lainnya, karena ekosistem ini tersusun dari deposit kapur kalsium karbonat (CaCo3)yang sebagian besar dibentuk oleh karang sehingga faktor linkungan yang mempengaruhi pertumbuhan karang juga mempengaruhi keberadaan ekosistem (White, 1987). Terumbu karan hanya terdapat di laut tropik. Penghasil utama kalsium karbonat ini adalah karang pembentuk terumbu karang yaitu karang hermatipik (stony/hard corals). Suatu hewan avertaberata yang termasuk filum cnidaria, kelas anthozoa, ordo scelerectina yang mirip dengan ubur-ubur, dengan sedikit penambahan deposit kalsium karbonat., dan jenis mikro alga atau ganggang laut yang bersimbiosi dengan karang.
Karang memiliki tentakel yang mengelilingi mulut dan dalam tentakel tedapat sel penyengat (nematokis) yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsanya, dengan tentakel tersebut individu karang dinamakan polip karang. Warna tentakel karang keras secara umum tidak berwarna atau bening seperti ubur-ubur, namun ada pula beberapa coklat mudah, polip karang keras umumnya hidup berkoloni. Dan mereka menyatukan rangka kapur satu dengan yang lainnya, sehingga dari luar mereka terlihat seperti batu kapur. Kelompok karang lainya yang terdapat di terumbu karang adalah kelompok karang lunak, kelompok anemon, dan kelompok kipas laut. Dengan adanya kelompok-kelompok karang maka terbentuk lah suatu hamparan terumbu karang di mana di dalamnya tedapat beberapa tumbuhan dan berbagai hewan laut lainya.
Simbiosis Mutualime Polip Karang dengan Zooxantellae
Polip karang bersimbiosis dengan alga bersel tunggal (monuceluler), yang terdapat dalam jaringan endoderm karang. Alga ini termasuk dalam dinopllagelata marga symbiodinium yang mempumyai klorofil untuk proses fhotosintesis. Alga ini dapat disebut sebagai zooxantellae.
Zoxantellae mendapatkan keuntungan karena ia mendapat tempat tinggal yang aman di dalam tubuh si polip karang keras. Sedangkan polip karang keras mendapatkan keuntungan karena mendapatkan makanan dari hasil fhotosintesis alga yaitu oksigen dan energi. Hasil metabolisme makanan dari karang diambil Zoxantellae untuk proses photosintesis dengan bantuan sinar matahari, kemudian hasilnya di manfaatkan polip karang. Dengan demikian keduanya saling ketergantungan dan tidak dapat bertahan hidup tanpa ada salah satunya. Zoxantellae adalah salah satu penyusun karang yang paling penting. Tanpa peran zooxantella terumbu karang tidak akan terbentuk karena polip karang keras tidak akan dapat hidup tanpa Zoxantellae.
Syarat-Syarat Karang Dapat Berkembang dengan Baik
Perairan bersih, bebas sediment, dan polusi, perairan yang masih bisa tembus cahaya, ada beni (planula), adanya arus, ada subtrat untuk menempel, kekeruhan dan pencerahan, ada gelobang, suhu atau temperature (suhu yang paling baik adalah 18 – 40 pada suhu yang optimal adalah 23 – 25), kedalaman air antara 1-50 meter kedalaman optimalnya 25 meter secara pertikal dan horizontal, dan salinitas antara 30-36 %.

Jenis-jenis terumbu karang

1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

3. Terumbu karang cincin (atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)

4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)

Reproduksi Karang
1.      Secara Aseksual.
                                    Polip karang keras dapat berkembang biak secara aseksual, yakni tanpa peleburan sel sperma dan sel telur. Mereka dapat berkembang biak antara lain dengan cara membelah diri, bertunas, dan fragmentasi. Membelah diri berarti dari satu polip karang kemudian membentuk kembaranya dan menjadi dua polip karang, demikian seterusnya sehingga terbentuk koloni karang. Bertunas yakni dari satu polip karang keras kemudian muncul polip karang baru seperti pada tunas pepohonan. Secara Fragmentasi yakni dengan terlepasnya salah satu dari bagian polip karang keras berikut rangkanya. Jika kondisi alam menguntungkan, maka bagian yang terlepas itu kemudian hidup menempel dan membentuk koloni baru.
2.      Secara seksual
1.       Satu polip karang kers dapat mengeluarkan sel telur ke air, dan polip karang keras yang lain dapat melepaskan sel sperma ke air.
    1. Di dalam air sel telur dan sel sperma itu akan melebur menjadi satu dan membentuk larva (planula), yakni calon atau benih polip karang keras yang baru.
    2. Setelah menjalani hidup seperti plankton selama 1 bulan, larva karang keras akan menuju dasar laut dan mencari substrat untuk menempel. Tempat keras/substrat yang dicari pada umumnya adalah timbunan kapur, atau bekas rangka kapur dari suatu koloni karang yang telah mati.
    3. Setelah larva karang keras menempel, ia akan berubah menjadi satu polip karang keras.  Kemudian dari satu polip karang keras ini ia kembali berkembang biak secara membelah diri dan bertunas sehingga terbentuklah koloni karang keras yang baru.
Peranan  Terumbu Karang
  • Terumbu karang penghalang melindungi pantai dari hempasan ombak → mencegah terj  adinya erosi pantai dan kerusakan lain yang diakibatkan oleh aksi gelombang.
  • Terumbu karang menyadiakan tempat tinggal, tempat mencari makan (feeding groud), tempat pengasuhan (nusery ground), dan tempat pemijahan (spawning ground) bukan saja bagi biota laut yang hidup di terumbu karang tetapi juga bagi biota laut yang hidup di perairan di sekitarnya.
  • Sebagai sumber makanan dan mata pencaharian nelayan.
  • Sumber bahan dasar untuk obat-obatan dan kosmetik seperti dari beberapa jenis alga atau rumput laut.
  • Sebagai objek wisata dan sebagai sarana rekreasi masyarakat.
  • sebagai sumber bibit budidaya dan menunjang kegiatan pendidikan dan penelitian.
Pemanfaatan Sumber Terumbu Karang oleh Manusia
    • Berbagai sumber terumbu karang dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tak langsung oleh manusia. Usaha penangkapan ikan, udang, teripang dan penyu merupakan salah satu bentuk pemanfaatan langsung.
    • Jenis pemanfaatan langsung lain yang terdapat di Indonesia adalah penambangan karang batu sebagai bahan konstruksi dan bahan baku pembuatan kapur. Penambangan karang batu dapat menimbulkan kerusakan fisik pada terumbu, sehingga terumbu karang tidatk lagi berfungsi baik sebagai penahan hempasan ombak. Akibatnya, timbul erosi pantai di daratan yang berhadapan dengan terumbu dan kerusakan fisik pada struktur yang terdapat di pantai.

DAFTAR  PUSTAKA
Dahuri, R. 2003.  Keankaragaman Hayati Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Pariwono, J. 1994.  Proses-proses Fisik dan Kondisi Ekologi di Perairan Pantai. Pelatihan Inventarisasi Biota Laut dan Pendidikan Selam. Bogor.
Supriharyono. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit Djambatan. Jakarta

No comments :